Debu Nusantara Kolektif ; Membangun Kesadaran Berbudaya Lewat Budaya Tutur

Malang – Hari ini kita dihadapkan pada era teknologi serba bisa dimana hal tersebut memudahkan aktifitas kita khususnya dalam aktifitas komunikasi. Namun, juga ada beberapa konsekuensi yang mesti hilang, salah satunya adalah tradisi lisan atau budaya tutur yang semakin hari semakin pudar eksistensinya. Cerita-cerita lokal macam Si Pitung, Kancil, Wiro Sableng, Wali Songo dan lain-lain sudah mulai jarang kita jumpai.  Berangkat dari permasalahan itulah sekelompok anak-anak muda di Kota Malang membentuk sebuah kolektif yang kini dikenal dengan sebutan Debu Nusantara Kolektif. Continue reading

GAR’S, Eksis Ikuti Kontes Modifikasi

Modifikasi motor bukan sesuatu yang gampang, butuh ketelatenan dan feeling yang kuat terutama untuk keserasian warna

Malang Seni merupakan sesuatu yang dianggap indah dan memiliki nilai yang tinggi. Seni bisa diaplikasikan di media apapun, tak terkecuali motor. Modifikasi inilah tren untuk mempercantik motor yang membuat salah satu komunitas motor di Malang, Garage Auto Racing (GAR’S) tetap langgeng dan eksis berkreasi.

Anggota GAR'S foto bersama di even HOCS (Honda Oto Contest) 2013

Anggota GAR’S foto bersama di even HOCS (Honda Oto Contest) 2013

Renanda Muhtasyar Fahmi, Eka Prasetyo, Helmi Nur Adi, dan Dandy Budi Prasetyo adalah empat sekawan pencetus berdirinya komunitas motor GAR’S. Berawal dari keisengan empat sahabat ini melihat aktivitas balapan motor dan gaya free style di sekitar pasar Karangploso, Kabupaten Malang. Sebuah aksi balapan dan free style yang dipertontonkan oleh komunitas lain menggugah Renanda dan kawan-kawan lainnya untuk membentuk sebuah club motor.

“Asalnya GAR’S alirannya balapan motor dan free style, tapi itu tidak lama. Kami bosan jika harus berurusan dan kejar-kejaran dengan polisi, jadi tahun 2010 ketika mulai banyak kendaraan yang dimodifikasi meluncur di jalan raya, kami pun tertarik  untuk beralih aliran modofikasi motor,” ungkap Renanda Ketua Komunitas GAR’S. Continue reading

Afganisme Malang Tak Hanya Sekadar Fans

1

Afgan memegang banner Afganisme Malang.
(Photo by: doc pribadi Niny)

Malang – Fans adalah kekuatan terpenting dari seorang selebriti agar tetap eksis dan karyanya terus di apresiasi. Tanpa adanya fans maka tak akan mungkin seorang selebriti bisa bertahan dalam dunia entertainment yang terus-menerus menciptakan selebritis-selebritis baru. Setiap kumpulan fans memiliki sebutan nama yang berbeda-beda untuk selebritisnya. Afganisme adalah sebutan bagi fans  Afgan Syahreza. Ia bukanlah nama asing lagi di dunia entertainment Indonesia. Ia adalah penyanyi yang berbakat dibuktikan dengan berbagai penghargaan.

Afganisme tersebar di seluruh Indonesia, tetapi tidak hanya di Indonesia Afganisme juga tersebar di luar negeri seperti Singapore, Malaysia, Thailand, Hongkong, Philipina dan masih banyak lagi. Tetapi kali ini kita akan membahas Afganisme yang berada di Malang. Afganisme Malang terbentuk sejak tahun 2008 dengan pendirinya adalah Anggun yang saat itu masih berkuliah di Universitas Brawijaya. Continue reading

Koalisi Nada ; Semangat Kolektif Musisi Muda Kota Malang

Koalisi Nada adalah kelompok kolektif non-profit dalam bidang pertunjukan musik, label dan media yang digagas oleh Eko Marjani, seorang militan muda, dan berangasan asal Kalimantan yang terlanjur mencintai dan mendedikasikan dirinya untuk music dengan segala macam variannya, khususnya pada perkembangan atmosfer musik lokalan Kota Malang.

tumblr_m53k7cRTep1rqu4x4

Koalisi Nada adalah salah satu dari beberapa infrastruktur kecil dalam indie scene movement Kota Malang. Koalisi Nada dibentuk sekitaran awal Maret 2010. Berangkat dari sebuah pertunjukan kolektif yang memuat 10 band non-mainstream dengan corak warna musik beragam. Continue reading