SAVE STREET CHILD MALANG ; Kerja Sosial Sambil Senang-Senang

“Ada sebuah kebahagiaan tersendiri dari kegiatan ini dibandingkan kebahagiaan saya setelah capek-capek bekerja dan mendapatkan uang yang setelahnya saya bingung untuk apa. Dari sini saya mulai merasa bahwa uang bukanlah segalanya. Uang bukanlah satu-satunya alasan untuk kita hidup. Dan saya menemukan kebahagiaan itu lewat komunitas ini.”

Portal Barang Bekas -- Acara Pengumpulan Barang-Barang Bekas oleh Komunitas Save Street Child Malang bertempat di Cafe Ling-Ling Jl. Kawi (11/01/2014) (photo:arzmy)

Portal Barang Bekas — Acara pengumpulan barang-barang bekas sebagai rangkaian dari kegiatan rutin penanganan anak jalanan oleh Komunitas Save Street Child Malang bertempat di Cafe Ling-Ling Jl. Kawi (11/01/2014) (photo:arzmy)

MALANG – Anak jalanan memang menjadi salah satu problema terbesar dalam sebuah negara, terlebih lagi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Menjadi anak jalanan memang bukan pilihan semua orang melainkan sebuah jalan hidup yang terpaksa dilakoni seseorang oleh karena sebab-sebab tertentu. Permasalahan ini sudah lama terjadi dan tak kunjung selesai bahkan sampai hari ini. Tentunya permasalahan bersama ini tidak bisa diselesaikan oleh salah satu pihak saja, namun juga memerlukan kerjasama dan dukungan dari berbagai macam pihak dan elemen khususnya masyarakat.

Komunitas Save Street Child Malang merupakan sebuah komunitas peduli anak jalanan chapter Malang yang terbentuk sekitaraan bulan Maret 2011 yang diinisiasi oleh pemuda-pemudi Kota Malang. Komunitas ini mengadopsi dan mendapatkan dukungan dan perijinan dari Save Street Child di Jakarta yang memang bersifat otonom dan desentralis.

Malam itu, Sabtu (11/01/2013) Komunitas Save Street Child Malang (SSC Malang) mengadakan sebuah kegiatan acara pengumpulan donasi berupa baju bekas, tas, celana, sepatu dan lain-lain untuk dijual kembali dan hasilnya akan digunakan untuk membantu pembiayaan sekolah beberapa anak jalanan asuhan mereka  yang berkeinginan kuat untuk bersekolah.

“Kebetulan kami tadi siang baru saja membantu administrasi  7 anak yang memang berkeinginan kuat untuk sekolah. Jadi pengumpulan barang-barang bekas di sini memang direncanakan untuk itu. Dan kalau memang bisa dijual ya akan kami jual di acara garage sale. Biasanya kami berjualan di daerah Comboran.”, terang Iping  Maghfiroh (22) selaku Humas SSC Malang.

Iping menambahkan tentang kegiatan dari SSC Malang juga tidak hanya sekedar mengumpulkan donasi untuk digunakan biaya sekolah anak-anak jalanan. SSC Malang juga biasa mengadakan acara bagi-bagi susu di jalanan, Happy Vacation dimana kami mengajak rekreasi beberapa anak asuh kami sambil belajar, dan juga belajar bareng yang kami adakan rutin setiap hari Senin dan Rabu di daerah Muharto  dan Sukun.

“Kami juga ingin menginformasikan pada masyarakat kalau kami juga sedang mencari kakak asuh atau donatur untuk membiayai sekolah beberapa anak jalanan asuhan kami yang berkeinginan kuat untuk menempuh sekolah kembali. Jadi bagi masyarakat yang memang peduli dan berminat bisa menghubungi kami dengan senang hati”, imbuh Arsyad (22) selaku Humas SSC Malang yang juga masih menimba ilmu di Universitas Brawijaya.

Tentunya rasa belas kasihan saja bukan sebuah solusi dari permasalahan ini, maka dari itu sebuah tindakan kecil sudah sangat berarti untuk menyelesaikan permasalahan bersama ini. Tidak hanya menjadi tugas pemerintah, namun dukungan baik moril maupun materil dari masyarakat juga mempunyai andil yang sangat besar dalam penanganan masalah bersama ini.

“Sebenarnya pemerintah dari tiap kota sudah punya anggaran sendiri buat pengentasan masalah anak jalanan ini. Namun entahlah anggaran tersebut lari kemana. Jadi, daripada nunggu dan kerja capek-capek buat pemerintah mendingan kita langsung turun lapangan aja. Dan akhirnya saya nemu informasi tentang komunitas dan jadilah akhirnya saya ikut gabung dan Alhamdulillah tetep konsisten sampe sekarang”, ujar Mega (21) selaku Bendahara SSC Malang.

Aktivitas SSC Malang malam itu cukup ramai dikunjungi banyak anak muda yang memang berniat menyumbang barang-barang bekas. Portal pengumpulan barang bekas tersebut bertempat di Café Ling-Ling Jl. Kawi. Para Sahabat SSC tersebut mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Mulai dari mahasiswa, pelajar, pekerja sampai dosen. Dan mereka mengaku memilih bekerja dalam komunitas ini dengan senang hati.

“Ada sebuah kebahagiaan tersendiri dari kegiatan ini dibandingkan kebahagiaan saya setelah capek-capek bekerja dan mendapatkan uang yang setelahnya saya bingung untuk apa. Dari sini saya mulai merasa bahwa uang bukan segalanya. Uang bukan satu-satunya alasan untuk kita hidup. Dan saya menemukan kebahagiaan itu lewat komunitas ini.” terang Dinar Widiwasa (25) salah satu anggota aktif Komunitas Save Street  Child Malang. (arzmy)

Leave a comment