Bangun Membangun Prestasi

Bangun membawa piala kejuaraannya dalam kontes Kakang Mbakyu Kota Malang 2013.

Bangun membawa piala kejuaraannya dalam kontes Kakang Mbakyu Kota Malang 2013.
(photo by: doc.pribadi)

Bangun Mulyatani, laki-laki yang selalu berjuang untuk meraih impian-impiannya. Dia merupakan mahasiswa JurusanHubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM angkatan 2011. Sulitnya perekonomian keluarga tidak lantas membuatnya putus asa untuk menggapai prestasi gemilang. Menjadi juri Debat Bahasa Inggris, Duta Tax Center UMM 2013, Juara III Kakang Mbakyu Kota Malang hingga beasiswa ke Australia diraihnya.

Awalnya bermula ketika Bangun tidak dapat melanjutkan kuliah lantaran biaya yang tidak mencukupi. Namun, mahasiswa asal Kediri itu tetap gigih untuk ingin melanjutkan pendidikannya di jenjang yang lebih tinggi. Sembari mengumpulkan dana, Bangun mengikuti kursus Bahasa Inggris di Pare, Kediri.

Bangun tidak hanya kuliah, tetapi juga bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya di kota orang. Sembari kuliah, dia bekerja sebagai pengajar privat Bahasa Inggris. Ketertarikannya dengan Bahasa Inggris itu dia lanjutkan dengan aktif berorganisasi di kampus dalam bidang debat. Berbagai perlombaan debat bahasa inggris diikutinya dari tingkat regional hingga tingkat internasional seperti East Java Varsities English Debate (EJVED) di tahun 2011, National University Debating Championship di tahun 2013, dan lain-lain.

Bangun menyampaikan bahwa dirinya tidak terlalu pintar saat kecil. Mengolok-olok teman adalah keahliannya. Dia pun bertekad bahwa dia harus menjadi pribadi yang lebih berkualitas dari pada sebelumnya. “Saya harus berubah,” tegasnya. Hal ini kemudian dibuktikan dengan prestasinya yang berhasil menjadi juri East Java High School English Debate di Surabaya.

Laki-laki yang pernah menjadi satpam di Batu Town Square (Batos) itu mengaku, tidak perlu malu dalam menggapai impian. Di mata sahabatnya Richard Prayoga, Bangun adalah sosok teman yang menginspirasi. Semua keinginan dapat diperoleh asalkan mau berusaha. Bagi Richard, Bangun tidak ingin seperti anak desa pada umumnya yang hanya bisa mencangkul di sawah.

Kesibukan padat yang dimiliki Bangun pun tidak lantas membuatnya lupa akan pendidikannya. Dirinya terbukti selalu dapat mempertahankan Indek Prestasi (IP) diatas 3,75. Tidak hanya itu, Bangun juga menjadi perwakilan UMM untuk mengikuti Model Open Government Partnership (MOGP) di Jakarta pada Oktober 2013 lalu. MOGP adalah pertemuan yang diikuti oleh 40 delegasi mahasiswa se-Indonesia yang membahas mengenai politik dan pemerintahan.

“Siapa saja dapat meraih keinginan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh,” ungkap mahasiswa yang akan berangkat ke Australia Februari mendatang.

Saat SMA, Bangun juga dikenal mampu menjadi penengah dalam permasalahan yang dihadapi teman-temannya. Hal ini diceritakan oleh sahabatnya saat SMA, As’ari. Menurut As’ari, jiwa sosial Bangun sudah terlihat sejak SMA. Sebagai ketua kelas saat itu, Bangun dapat merengkuh berbagai macam karakter teman sekelasnya.

(wien)

One thought on “Bangun Membangun Prestasi

  1. Pingback: Bangun Membangun Prestasi | bangunmulyatani

Leave a comment